Rabu, 11 Maret 2009

HARGA DIRI

Harga Diri

1. Pengertian

Worchel, dkk (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003) berpendapat bahwa Harga diri merupakan komponen evaluatif dari konsep diri, yang terdiri dari evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri yang dimiliki seseorang.

Chaplin (dalam wahyuni,2007) memberikan pengertian tentang self esteem adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu.

Branden (2001) mengatakan bahwa harga diri merupakan perpaduan kepercayaan diri (self confidance) dengan penghormatan diri (self respect). Harga diri menggambarkan keputusan seseorang secara implisit atas kemampuan dalam mengatasi tantangan-tantangan kehidupan dan hak seseorang untuk menikmati kebahagiaan. Dikatakan pula bahwa harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang merupakan kunci terpenting dalam pembentukan perilaku seseorang karena hal tersebut berpengaruh pada proses berfikir, tingkat emosi, keputusan yang diambil, bahkan pada nilai-nilai dan tujuan hidup seseorang.

Coopersmith (dalam Handayani, Ratnawati & Helmi 1998) harga diri merupakan evaluasi idividu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya, yang mengekspresikan sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukan tingkat individu meyakini dirinya sendiri sebagai mampu, penting, berhasil dan berharga.

Menurut Tambunan (2001) harga diri merupakan suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap–sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari–hari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan penilaian diri baik positif maupun negative yang dipengaruhi oleh sikap interaksi, penghargaan dan penerimaan orang lain terhadap individu. Hal ini akan mempengaruhi proses berpikir, tingkat emosi, keputusan yang diambil, niali-nilai maupun tujuan hidup sehingga di dalam diri individu tersebut terdapat perasaan mampu, berharga berarti serta diterima dan diakui keberadaannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri

Menurut Koentjoro (dalam Wahyuni, 2007) meyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan harga diri antara lain:

a. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan tempat bersosialisasi pertama bagi seseorang. Hal ini berkaitan dengan sikap orang tua yang merupakan faktor yang mempengaruhi harga diri. Dimana perlakuan adil, pemberian kesampatan untu aktif, pendidikan demokratis, didapatkan pada individu yang mempunyai harga diri yang tinggi.

b. Lingkungan sosial

Lingkungan sekitar individu berinteraksi mempunyai pengaruh bagi pembentukan harga diri individu. Pembentukan harga diri individu dimulai sejak individu menyadari bahwa dirinya berharga sebagai individu dengan lingkungannya, penerimaan, penghargaan serta perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Dengan kata lain pembentukan harga diri lebih ditentukan dari lingkungan sosial.

c. Lingkungan psikologis

Penerimaan diri atau penghargaan individu tersebut kepemikiran tentang dirinya yang lebih kuat dan mendalam dan pembentukan harga diri, sehingga individu untuk dapat menentukan arah dirinya pada saat mulai memasyki hidup bermasyarakat sebagai anggota masyarakat yang sudah dewasa.

d. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam pola berpikir, cara berpikir dan bertindak antara laki-laki dan perempuan. Keadaan ini dimungkinkan melihat cara perlakuan orangtua dan harapan masyarakat yang berbeda pada kedua jenis kelamin.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga diri yaitu lingkungan keluarga, lingkunagn sosial, lingkunagn psikologis dan jenis kelamin yang semuanya itu dapat mendorong maupun melemahkan munculnya penghargaan diri.

3. Aspek-aspek harga diri

Menurut Coopersmith (dalam Wahyuni, 2007) aspek-aspek harga diri meliputi:

a. Self values atau nilai pribadi, dapat diartikan sebagai nilai-nilai pribadi individu adalah isi dari diri sendiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa harga diri ditentukan oleh nilai-nilai pribadi yang diyakini individu sebgaai nilai-nilai yang sesuai dengan dirinya.

b. Leadership-popularity atau popularitas kepemimpinan, harga diri mempunyai hubungan dengan corak dasar individual dalam menghadapi lingkungannya. Coopersmith menunjukkan bahwa individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung mempunyai kemampuan yang dituntut dalam kepemimpinan (leadership). Sedangkan popularitas merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan pengalaman keberhasilan yang diperoleh dalam kehidupan sosialnya, dan tingkat popularitasnya mempunyai hubungan dengan harga diri, oleh sebab itu semakin populer individu diharapkan mempunyai harga diri yang tinggi, sert cara orang tua memperlakukan anak akan sangat mempengaruhi terbentuknya harga diri.

c. Family-parents atau keluarga, Coopersmith dalam membahas harga diri sangat menekankan perasaan. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama bagi anak. Penerimaan keluarga yang positif pada anak-anak akan memberi dasar bagi pembentukan rasa harga diri yang tinggi pada masa dewasanya kelak. Orang tua mempunyai nilai-nilai yang pasti dan kriteria yang jelas tentang apa yang dianggapnya sebagai perilaku yang layak, orang tua akan mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menampilkan perilaku dan menjalani hal-hal tersebut akan memungkinkan anak memiliki harga diri yang tinggi.

d. Achievement atau prestasi, individu dengan harga diri yang tinggi cenderung memiliki karakteristik kepribadian yang dapat mengarahkan pada kemandirian sosial dan kreativitas yang tinggi. Individu yang mempunyai harga diri yang tinggi cenderung mampu mencapai tujuan-tujuan secara realistik dan efektif, dengan kata lain mereka lebih efektif dan efisien dalam menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya.

Menurut Daradjat (dalam Wahyuni, 2007) harga diri memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

a. Perasaan diterima, yaitu ditunjukkan oleh kemampuan individu bahwa dirinya diterima oleh lingkungan dan merasa dibutuhkan orang lain.

b. Perasaan berarti, yaitu ditunjukkan oleh kemampuan individu menghargai dirinya sendiri, percaya diri dan menerima apa adanya atas keadaan dirinya.

c. Perasaan mampu, yaitu ditunjukkan oleh kemampuan individu bahwa dirinya merasa mampu dan memiliki sikap optimis dalam menghadapi masalah kehidupan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek harga diri antara lain self values, leadership-popularity, family-parents, dan achievement, perasaan diterima, perasaan berarti dan perasaan mampu.